BEKASI BARAT – Program unggulan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang bikin anak-anak Bekasi sehat, pintar, dan kuat, ternyata memberikan bonus tak terduga yakni bakteri gratis.
Kejadian terbaru di SDN Kota Baru III, Bekasi Barat, bikin enam siswa mendadak masuk IGD RS Ananda, Kamis (2/10/2025). Gejalanya klasik perut berontak, muntah-muntah, dan wajah pucat ala pemain film horor.
Menu hari itu sebenarnya terdengar aman: makaroni, pasta, jagung, plus semangka. Sayangnya, setelah disantap, anak-anak bukannya kenyang malah ikut “nyanyi” bersama bakteri di lambung masing-masing.
“Pasta dan semangkanya agak asam, saya sudah bilang jangan dimakan. Tapi ada anak yang coba sedikit, ya akhirnya ikut perutnya yang protes,” ujar Syamsudin, guru penanggung jawab MBG, sambil menatap langit dengan nada pasrah.
Makanan MBG ini dikirim katering di kawasan Danau Harapan Baru. Ironisnya, harapan baru justru berubah jadi trauma lama. Datang pukul 08.30 WIB, dimakan pukul 09.15 WIB, dan satu jam kemudian sudah bikin “drama medis.”
Dari 163 siswa, enam berhasil jadi “pemenang lotre keracunan.” Untungnya sekolah cepat menghentikan distribusi makanan, kalau tidak IGD bisa penuh dan bikin RS Ananda trending di Google Maps.
Wali Kota Bekasi dan Kepala Dinas Kesehatan sigap datang ke RS. Mereka memastikan biaya pengobatan ditanggung Pemkot. Tentu saja masa iya warga diminta BPJS-kan bakteri hasil tender pemerintah?
“Saya turut prihatin atas kejadian ini. Alhamdulillah kondisi para siswa sudah dalam penanganan tim medis dan mulai membaik. Saya pastikan seluruh biaya perawatan ditanggung hingga mereka benar-benar pulih,” ujar Tri.
Tri menegaskan bahwa Pemerintah Kota Bekasi segera melakukan evaluasi terhadap penyedia makanan MBG, termasuk uji sampel makanan, agar kasus serupa tidak terulang kembali.
“Program Makanan Bergizi Gratis ini adalah ikhtiar baik untuk menyehatkan generasi kita. Karena itu, keamanan, kebersihan, dan kualitas makanan akan menjadi prioritas utama. Saya minta seluruh jajaran terkait untuk memperketat pengawasan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Tri mengimbau orang tua dan sekolah untuk tetap tenang. Pemkot Bekasi bersama dinas terkait telah menurunkan tim untuk melakukan investigasi menyeluruh, serta memastikan keberlanjutan program MBG berjalan lebih baik dan aman bagi masyarakat.
Sebelumnya, Syamsudin bilang pihak sekolah akan diskusi dengan Dinas Pendidikan. Ada opsi MBG ditunda sementara.
“Biar aman dan suasananya kondusif,” ujarnya. Karena memang sulit kondusif kalau anak-anak sibuk antre kamar mandi.
Program ini harusnya bikin generasi emas. Tapi kalau dibiarkan, jangan-jangan malah melahirkan generasi “besi” alias tahan karatan, tahan asam, dan tahan bakteri. Bekasi bisa jadi kota pertama dengan anak-anak yang punya “imun sultan” akibat tiap minggu makan menu kejutan.
Daripada “Makan Bergizi Gratis,” warga sudah mulai menjulukinya: “Makan Bakteri Gratis, Bonus IGD.”