BEKASI SELATAN – Kota Bekasi ternyata punya 78 dapur umum alias Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyediakan menu makan bergizi gratis (MBG), tapi ironisnya 58 di antaranya belum punya Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Artinya, lebih gampang bikin nasi kotak ketimbang bikin surat izin. Sehingga jangan heran jika ada kejadian mengejutkan seperti hari ini 6 siswa SDN di Bekasi Barat, harus mendapatkan perawatan di rumah sakit usai menyantap MBG.
“Meskipun belum punya sertifikat, SPPG tetap kita awasi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Satia Sriwijayanti, mengakui fakta getir ini seolah tetap menyakinkan publik.
Masalahnya, pengawasan tanpa sertifikat itu ibarat polisi lalu lintas yang nyuruh pengendara pakai helm, tapi polisinya sendiri nggak punya SIM.
Awalnya, urusan sertifikat ini dipegang Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
Tapi setelah ada arahan percepatan dari Kementerian Dalam Negeri, kewenangan pindah ke Dinas Kesehatan. Hasilnya? Tetap 0 dapur bersertifikat.
Jadi, yang dipercepat kayaknya bukan penertiban sertifikat, tapi kecepatan anak-anak lari ke kamar mandi.
Konsep SPPG keren di atas kertas ada ahli gizi, ada akuntan, ada standar kebersihan, bahkan pengolahan limbah diatur. Pokoknya terdengar seperti dapur hotel bintang lima. Sayangnya, di lapangan lebih mirip dapur kos-kosan: makanannya bisa asam duluan sebelum masuk perut.
Kenyataan pahitnya muncul hari ini (2/10/2025). Enam siswa SDN Kota Baru III, Bekasi Barat, sukses jadi “korban uji coba gratis” Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Mereka harus dilarikan ke IGD RS Ananda setelah mengeluh sakit perut dan muntah-muntah.
Menunya? Makaroni, pasta, jagung, plus semangka.
- Di atas kertas: sehat.
- Di perut bocah: meledak.
Guru penanggung jawab MBG bahkan mengaku sempat mencicipi dan menemukan rasanya “agak asam.” Ia sudah wanti-wanti ke siswa, tapi namanya juga anak-anak: penasaran dulu, menyesal belakangan.
Program MBG sejatinya bertujuan mulia, bikin anak-anak Bekasi tumbuh sehat, cerdas, dan kuat. Tapi tanpa sertifikat higienis, malah rawan menghasilkan generasi “tahan bakteri”.
Bekasi mungkin akan melahirkan rekor baru anak SD pertama yang punya antibodi level Avenger karena tiap minggu dihadapkan pada menu kejutan bakteri.
Mungkin sudah waktunya slogan MBG diubah. Dari “Makan Bergizi Gratis” menjadi: “Makan Bakteri Gratis: Dijamin Cepat Kenyang, Lebih Cepat ke IGD.”.***