Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
LIFESTYLE

Sepiring Jajanan dan Seteguk Kisah: 20 Tahun Perjuangan Bu Anyi di Balik SMK Al Bahri

0
×

Sepiring Jajanan dan Seteguk Kisah: 20 Tahun Perjuangan Bu Anyi di Balik SMK Al Bahri

Sebarkan artikel ini
SMK Al Bahri
Ibu Anyi, seorang wanita paruh baya yang berjualan selama 20 tahun di lingkungan SMK Al Bahri Cikiwul Bantargebang.

BANTARGEBANG – Denting sendok yang beradu dengan wajan, aroma cireng yang gurih, dan tawa riang anak-anak sekolah adalah irama harian yang akrab bagi Bu Anyi.

Di sebuah lapak sederhana yang terletak persis di belakang SMK Al Bahri, Cikiwul, Kecamatan Bantargebang, ia telah menapaki perjalanan panjang selama dua dekade.

Example 300x600

Dagangan kecilnya bukan sekadar jajanan anak, melainkan saksi bisu perjuangan, keteguhan, dan harapan yang tak pernah padam.

Sepiring Kisah dalam Jajanan

Dengan cekatan, tangan Bu Anyi meracik adonan gorengan menyiapkan aneka minuman dingin. Setiap gerakan memiliki makna. Di balik senyum ramahnya, tersimpan cerita panjang tentang jatuh bangunnya seorang pedagang kecil.

“Sudah 20 tahun lebih, Mas, saya jualan di sini,” ucapnya sembari menyeka keringat di dahinya. “Anak-anak sekolah yang dulu beli di saya, sekarang sudah pada dewasa, bahkan ada yang sudah punya anak juga.”

Pelanggan Bu Anyi bukan hanya siswa-siswi SMK Al Bahri, tetapi juga warga sekitar yang sudah akrab dengan rasa masakannya. Tak jarang, mereka mampir sekadar untuk menyapa dan bernostalgia. Lapaknya adalah tempat persinggahan yang hangat, penuh cerita, dan keakraban.

Suka Duka yang Menguatkan

Perjalanan Bu Anyi selama 20 tahun tidak selalu mulus. Ada suka, ada duka yang mewarnai setiap langkahnya. Suka cita datang saat dagangannya laris manis, terutama saat jam istirahat dan pulang sekolah. Riuhnya suara pembeli adalah melodi indah yang menandakan rezeki sedang menghampiri.

Namun, bukan berarti tidak ada duka. “Kalau lagi sepi, sedih juga, Mas. Kadang dagangan nggak habis, harus bawa pulang lagi,” kenang Bu Anyi.

Tantangan juga datang dari cuaca. Saat hujan deras, dagangan menjadi sepi. Belum lagi, isu-isu ekonomi yang tak menentu turut memengaruhi daya beli masyarakat.

“Tapi ya harus dijalani. Namanya juga perjuangan,” tambahnya dengan nada tegar. Keyakinan bahwa rezeki tidak akan kemana-mana menjadi mantra yang membuatnya terus bertahan.

Penyambung Asa Keluarga

Di balik setiap keuntungan yang didapat, ada tujuan mulia yang diperjuangkan Bu Anyi. Dari lapak kecil ini, ia berhasil meringankan beban ekonomi keluarganya. Dengan penghasilan yang tidak seberapa, ia membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah anak, hingga tabungan masa depan.

“Semua buat keluarga, Mas. Supaya anak-anak bisa sekolah yang tinggi,” ujarnya sambil tersenyum bangga.

Kisah Bu Anyi adalah potret nyata perjuangan seorang ibu yang tak kenal lelah, menjadikan setiap tetes keringatnya sebagai bekal untuk mewujudkan impian keluarganya.

Lebih dari Sekadar Dagang

Lebih dari dua dekade, Bu Anyi tidak hanya menjual makanan, tetapi juga menyajikan kehangatan. Lapaknya adalah ruang sosialisasi bagi siswa-siswi, tempat mereka berbagi cerita sambil menikmati jajanan favorit. Ia adalah sosok yang ramah, sabar, dan penuh empati.

Dalam setiap piring dan bungkus jajanan yang disajikannya, tersimpan cerita yang tak terhitung. Mulai dari tawa anak-anak yang polos, curhat siswa-siswi yang sedang jatuh cinta, hingga bisik-bisik rahasia di antara teman sebaya.

Pada akhirnya, kisah Bu Anyi adalah pengingat bagi kita semua. Bahwa di sudut-sudut kota yang sederhana, tersembunyi perjuangan luar biasa dari para pahlawan keluarga. Lewat jajanan di belakang sekolah, ia membuktikan bahwa cinta dan kerja keras adalah resep terbaik untuk kehidupan yang lebih baik.***

Penulis: M. Deny Kurniawan