Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BERITA UTAMAHUKUM & KRIMINAL

Junardi “VIP Class”: Terdakwa Bebas Tampil Modis, Wajah Peradilan di Bekasi

0
×

Junardi “VIP Class”: Terdakwa Bebas Tampil Modis, Wajah Peradilan di Bekasi

Sebarkan artikel ini
Foto kolase penampakan Junardi terdakwa kasus penipuan penggelapan, saat hadir di PN Kota Bekasi bak tamu undangan kondangan, lengkap dengan kaos biru navy, celana jeans kece, dan sneakers kekinian, Senin 22 September 2025 .

BEKASI – Sidang di Pengadilan Negeri (PN) Kota Bekasi biasanya penuh warna oranye atau rompi putih tahanan. Tapi Senin (22/9/2025), suasana sidang mendadak jadi kayak catwalk dadakan, seorang terdakwa bernama Junardi masuk ruang sidang bak tamu undangan kondangan, lengkap dengan kaos biru navy, celana jeans kece, dan sneakers kekinian.

Beda dari terdakwa lain yang kaku dengan seragam tahanan, Junardi tampak santai. Usai sidang yang cuma seumur jagung, ia keluar ruang sidang sambil melenggang kangkung, mirip influencer habis photoshoot.

Example 300x600

Saking nyamannya, orang bisa lupa Junardi bukan peserta “Indonesia Next Top Model,” melainkan terdakwa kasus penipuan dan penggelapan (Pasal 378 dan 372 KUHP).

Hakim “Lupa” Tahan?

Publik pun bertanya-tanya: kok bisa terdakwa kasus penggelapan miliaran justru tampil bebas lepas tanpa penahanan? Apakah PN Bekasi sudah meluncurkan layanan “Tiket VIP Justice Experience” paket spesial bebas rompi oranye?

Pengacara korban Yunus Effendi, SH

“Ini bukan sekadar perkara, tapi isu kepercayaan publik. Kalau terdakwa bisa tampil kayak tamu undangan, bagaimana perasaan korban?” sindir kuasa hukum korban, Yunus Efendi, SH, saat dikonfirmasi.

Yunus bahkan mengaku siap berkirim surat ke Komisi Yudisial (KY) dan LPSK, agar drama sidang Junardi ini tidak berubah jadi reality show bertajuk “Hakim dan Terdakwa Mesra di Bekasi.”

“Besok kami lapor ke KY. Biar KY pantau, jangan sampai ada pelayanan kelas eksekutif untuk terdakwa, sementara korban disuruh antre di ekonomi,” tegasnya.

Isu makin panas setelah pekan lalu puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Revolusi Pemuda Bekasi (RPB) mendemo PN Bekasi. Mereka datang dengan spanduk satir bergambar Ketua PN Riska Widiana, SH, MH dengan mata diplester lakban sindiran halus bahwa pengadilan pura-pura buta.

“Jangan anggap aksi kami kecil. Revolusi itu kan selalu berawal dari demo receh. Kalau sekarang puluhan, besok bisa ratusan,” teriak orator aksi, Willy Shadli, sambil mengguncang pagar PN Bekasi.

Sementara itu, warga yang menjadi korban penipuan Junardi hanya bisa mengelus dada. “Yang salah kok santai, yang jadi korban malah ngos-ngosan nyari keadilan,” celetuk seorang ibu sambil geleng-geleng kepala.

Kasus Junardi ini seolah mengajarkan satu hal penting, di Bekasi, baju kaos dan sneakers bisa lebih sakti dari rompi tahanan. Kalau begini, mungkin ke depan terdakwa lain juga akan pesan outfit di mal, bukan di rutan.

Pertanyaannya: apakah hukum di PN Bekasi sedang berlaku “by fashion” bukan “by law”?. (RED)