KOTA BEKASI, METRO BEKASI – Kabar tentang penutupan permanen Grand Mall Bekasi pada awal 2025 telah menjadi topik hangat di media, mengakhiri era kejayaan mal yang sempat menjadi pusat gaya hidup bagi warga Bekasi.
Namun, di balik narasi nostalgia dan tantangan industri ritel yang banyak diberitakan, ada spekulasi dan potensi tersembunyi yang belum sepenuhnya diulas, terutama terkait masa depan lahan strategis tersebut.
Nostalgia yang Usang, Realita yang Tak Terhindarkan
Sejak awal 2000-an, Grand Mall adalah simbol kemodernan di Bekasi. Namun, cerita kejayaan itu perlahan pudar seiring waktu. Media seperti Kompas.com dan Bisnis.com mencatat bagaimana Grand Mall gagal mengikuti perubahan gaya hidup dan tren konsumen.
Faktor-faktor seperti daya saing yang rendah terhadap mal-mal baru yang lebih modern dan maraknya belanja daring menjadi “biang kerok” utama.
Laporan dari YouTube menunjukkan kondisi mal yang kosong bak “kuburan”, sementara pengakuan dari Ketua Umum APPBI, Alphonzus Widjaja, yang dikutip Bekasi Terkini, mengonfirmasi penurunan jumlah pengunjung selama beberapa tahun terakhir. Semua narasi ini sudah menjadi rahasia umum.
Membongkar Potensi “Reinkarnasi” Lahan Grand Mall
Yang belum banyak diberitakan secara mendalam adalah skenario “reinkarnasi” lahan bekas Grand Mall. Berbeda dengan mal lain yang tutup lalu terbengkalai, lokasi Grand Mall di Jalan Jenderal Sudirman adalah aset emas yang sulit diabaikan.
Spekulasi yang beredar di kalangan pengamat properti, namun belum masuk ke dalam pemberitaan mainstream, adalah rencana ambisius para investor untuk mengubahnya menjadi proyek yang lebih modern dan futuristik.
Pembangunan Mixed-Use Terintegrasi
Potensi terbesar yang diyakini adalah pengembangan ulang lahan menjadi kawasan mixed-use.

















