BEKASI – Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Dinkop dan UMKM) Kota Bekasi semakin gencar melakukan pembinaan terhadap para pedagang kaki lima (PKL) yang menjual nasi uduk, kuliner khas Betawi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan para pedagang informal di wilayah Kota Bekasi.
Program pembinaan ini telah berlangsung selama beberapa tahun, dengan target mencapai 1.600 pedagang.
Menurut Faizal Riza, seorang pegawai dari Bidang Informal (Mikro) Dinkop dan UMKM, pembinaan ini tidak hanya sebatas pelatihan, tetapi juga mencakup pemberian bantuan berupa etalase kepada para pedagang.
“Program ini sudah berjalan selama beberapa tahun, dan target kami adalah membina 1.600 pedagang. Selain pelatihan, kami juga memberikan bantuan etalase untuk menunjang usaha mereka,” jelas Faizal Riza saat melakukan survei di lingkungan Kelurahan Medansatria, Kecamatan Medansatria, pada Senin (6/10/2025).
Faizal menjelaskan bahwa mekanisme pengajuan usulan pembinaan ini cukup sederhana. Para PKL yang ingin mendapatkan pembinaan bisa mengajukan diri melalui pengurus RT dan RW setempat.
Selanjutnya, RT dan RW akan meneruskan usulan tersebut kepada pihak Dinkop dan UMKM untuk ditindaklanjuti.
Hingga saat ini, program ini telah membuahkan hasil yang signifikan. Faizal mengaku sudah berhasil memberikan pelatihan kepada sekitar 1.100 PKL.
Dinkop dan UMKM, sambung Faizal menargetkan untuk melatih sekitar 300 pedagang setiap tahunnya. Dengan adanya program ini, para PKL diharapkan bisa semakin mandiri dan memiliki daya saing yang lebih baik.
Kegiatan survei yang dilakukan Faizal di Kelurahan Medansatria merupakan bagian dari upaya Dinkop dan UMKM untuk memastikan program berjalan dengan tepat sasaran.
Pendataan para PKL nasi uduk terus dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan semua pedagang yang memenuhi syarat bisa mendapatkan manfaat dari program ini.
Program pembinaan ini menjadi salah satu bentuk komitmen Pemerintah Kota Bekasi dalam mendukung pelaku usaha mikro, khususnya yang bergerak di sektor kuliner tradisional.
Dengan begitu, kuliner khas Betawi seperti nasi uduk tetap lestari, sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat secara informal. (yus)***