Mengelas adalah seni menyatukan dua logam dengan panas tinggi. Menurut sebagian orang, proses ini terlihat sederhana. Namun, bagi perajin las berpengalaman seperti Pak Subur, setiap percikan api dan lelehan logam memiliki perhitungan yang matang.
METROBEKASI.CO.ID – Di Workshop las yang sederhana di wilayah Kelurahan Jakasetia Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi, Pak Subur menekankan satu hal: “Semua bisa dikerjakan dengan ilmu, tidak bisa sembarangan,” tuturnya memberikan motivasi betapa pentingnya ilmu dan pengalaman dalam sebuah profesi.
Pentingnya Ilmu dalam Mengelas
Mengelas tanpa pengetahuan yang memadai tidak hanya menghasilkan sambungan yang buruk dan tidak kuat, tetapi juga berisiko tinggi.
Pak Subur, yang sudah puluhan tahun malang melintang di dunia las, menceritakan bahwa banyak pemula sering kali mengabaikan tahapan krusial.
“Mereka cuma tahu menyambung, tapi tidak tahu cara membersihkan material, memilih kawat yang tepat, atau mengatur arus listrik,” jelasnya.
Akibatnya, hasil lasan mudah retak, keropos, atau bahkan putus.
Tips Jitu dari Pak Subur untuk Mengelas Obyek
1. Persiapan Permukaan: Kunci Kualitas Lasan
Langkah pertama yang paling sering diabaikan adalah persiapan permukaan. Pak Subur menjelaskan bahwa permukaan obyek yang akan dilas harus benar-benar bersih dari karat, cat, atau minyak.
“Kalau permukaannya kotor, lasan akan keropos. Sederhana saja ilmunya, tapi banyak yang malas membersihkan,” ujarnya sambil memegang sikat kawat.
2. Kenali dan Pilih Kawat Las yang Tepat
Tidak semua kawat las bisa digunakan untuk semua jenis logam. “Mengelas besi tipis butuh kawat yang berbeda dengan mengelas baja tebal,” kata Pak Subur.
Ia menyarankan untuk mengenal jenis material yang akan disambung. “Jika salah pilih, lasan bisa tidak menyatu atau malah merusak material.”
Sebagai contoh, ketika mengelas besi ketebalan 5 mm, maka sebaiknya gunakan travo di atas 900 Watt dan kawat atau welding electrodes di atas 260.
3. Atur Arus dan Teknik yang Sesuai
Setiap material memiliki ketebalan dan karakteristik yang berbeda, sehingga membutuhkan pengaturan arus listrik yang tidak sama.
“Mengelas besi tipis butuh arus yang lebih kecil dan teknik intermiten (putus-sambung) agar tidak bolong,” saran Pak Subur. “Sedangkan untuk material tebal, butuh arus yang lebih besar agar penetrasinya dalam.”
4. Perhatikan Posisi Mengelas
Posisi mengelas juga memengaruhi hasil akhir. Menurut Pak Subur, ada posisi datar, horizontal, vertikal, dan atas.
“Setiap posisi punya tantangan dan tekniknya masing-masing. Memahami posisi ini akan menghasilkan lasan yang lebih rapi, kuat, dan efisien,” tambahnya.
5. Utamakan Keselamatan Diri
Ini adalah hal terpenting. Pak Subur selalu mengingatkan bahwa keselamatan adalah ilmu pertama yang harus dikuasai. “Jangan pernah mengelas tanpa helm las, sarung tangan, dan pakaian kerja yang lengkap,” tegasnya.
Sinar las sangat berbahaya bagi mata, dan percikan api bisa menyebabkan luka bakar serius.
Dengan berbagi pengalamannya, Pak Subur membuktikan bahwa pekerjaan las bukan sekadar keterampilan tangan, melainkan gabungan dari ilmu pengetahuan, ketelitian, dan kedisiplinan.
Bagi siapa pun yang ingin memulai atau meningkatkan keahlian mengelas, nasihat Pak Subur adalah pegangan yang berharga: kuasai ilmunya, maka hasilnya akan berbicara.***