Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BERITA UTAMAJURNAL WARGA

Warga RW 13 Galaksi Bekasi: Dari Euforia HUT RI ke Gerakan Serius Jaga Lingkungan

0
×

Warga RW 13 Galaksi Bekasi: Dari Euforia HUT RI ke Gerakan Serius Jaga Lingkungan

Sebarkan artikel ini
warga RW 13 Perumahan Galaksi, Kelurahan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, kembali turun ke jalan. Kali ini bukan lomba makan kerupuk atau balap karung, melainkan aksi nyata World Clean Up Day Indonesia 2025, Sabtu (20/9/2025).

BEKASI – Dari pesta meriah HUT RI ke-80, warga RW 13 Perumahan Galaksi, Kelurahan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, kembali turun ke jalan. Kali ini bukan lomba makan kerupuk atau balap karung, melainkan aksi nyata World Clean Up Day Indonesia 2025, Sabtu (20/9/2025).

Agenda ini sekaligus menandai pembubaran Panitia HUT RI, tapi semangatnya tidak ikut bubar. Justru berubah arah: dari euforia merah putih menuju komitmen hijau.

Example 300x600

Ketua Panitia HUT RI ke-80, Kosasih, dalam sambutannya mengapresiasi kerja keras panitia, sekaligus mengingatkan perlunya regenerasi.

“Pesta boleh selesai, tapi estafet tanggung jawab harus terus berjalan. Khususnya anak-anak muda, jangan cuma jago main ponsel, tapi ikut urus kampung juga,” ujarnya dengan nada setengah bercanda, setengah sindiran.

Ketua RW 13, Syaeful Karim, bicara lebih lugas. Ia menegaskan bahwa partisipasi pemuda adalah kunci keberlanjutan berbagai program lingkungan.

“Posyandu, Proklim, sampai Bank Sampah itu bukan sekadar papan nama. Butuh orang-orang muda yang mau turun tangan. Bank Sampah Kemuning kita baru diresmikan, sudah dapat SK dari Camat. Itu bukan prestasi biasa, tapi modal sosial untuk bergerak lebih jauh,” katanya.

Syaeful menyentil realitas perkotaan: kota bisa punya mal baru setiap tahun, tapi kalau got mampet masih pakai cara lama kerja bakti. “Bekasi ini sudah kenyang jadi bahan meme. Kalau warganya sendiri cuek, ya siap-siap disebut kota sampah, bukan kota satelit,” ucapnya satir.

Usai sambutan, warga lintas usia langsung menyingsingkan lengan baju. Jalan, taman, hingga saluran air dikeruk. Ada yang menyapu, ada yang angkat karung, ada pula yang hanya mengawasi sambil ngopi. Tapi toh, lingkungan jadi lebih bersih daripada sebelum acara dimulai.

“World Clean Up Day di sini jangan cuma jadi hashtag. Kalau setelah ini masih buang sampah sembarangan, itu sama saja mencuci muka tapi tidak gosok gigi,” celetuk seorang ibu rumah tangga, disambut tawa kecil warga lain.

Kegiatan ini menegaskan bahwa gotong royong bukan sekadar jargon masa lalu. Ia masih hidup di tengah masyarakat urban, meski sering kalah oleh kesibukan, gadget, dan polusi.

RW 13 Galaksi seolah ingin memberi pesan: Bekasi bukan hanya tentang macet dan banjir, tapi juga punya warga yang sadar bahwa lingkungan bersih adalah kemerdekaan paling nyata.***